Reseptor Rasa Sakit
Reseptor Rasa Sakit
Diperkirakan bahwa indera perasa dan rasa sakit itu hanya
tergantung pada otak. Penemuan –penemuan terbaru membuktikan bahwa ada reseptor
rasa sakit yang ada di bawah kulit. Tanpa reseptor ini manusia tidak akan dapat
merasakan sakit.
Ketika seorang dokter memeriksa pasiennya yang menderita luka bakar , ia memverivikasi tingkat luka bakar dengan pinprick. Jika pasien merasa sakit, maka dokter akan senang karena pertanda luka bakar tidak terlalu dalam dan reseptor rasa sakit tetap utuh. Namun, jika pasien tidak merasa sakit maka itu berarti lukannya parah dan reseptor telah hancur.
Al-Qur’an memberikan penjelasan adannya reseptor rasa sakit dalam ayat berikut ini
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa’ [4] : 56)
Prof. Tagatat Tejasen, Ketua Departemen Anatomi di Universitas Chiang Mai Thailand telah menghabiskan waktu yang banyak untuk penelitian masalah reseptor rasa sakit. Awalnya dia tidak percaya bahwa Al-Qur’an menyebutkan hal ini yang merupakan sebuah fakta ilmiah sejak 1400 tahun silam. Kemudian, dia meneliti keterangan-keterangan dari sebuah terjemahan ayat Al-Qur’an
Prof. Tejasen sangat terkesan dengan keakuratan secara ilmiah yang diterangkan dalam ayat A;-Qur’an. Pada Konferensi kedokteran Saudi ke-8 yang diadakan di Riyadh, berdasarkan fakta ilmiah yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah, ia dengan mantap mengatakan kalimat syahadat di depan umum.
Sumber : The Qur’an & modern science – Dr. Zakir Naik
Ketika seorang dokter memeriksa pasiennya yang menderita luka bakar , ia memverivikasi tingkat luka bakar dengan pinprick. Jika pasien merasa sakit, maka dokter akan senang karena pertanda luka bakar tidak terlalu dalam dan reseptor rasa sakit tetap utuh. Namun, jika pasien tidak merasa sakit maka itu berarti lukannya parah dan reseptor telah hancur.
Al-Qur’an memberikan penjelasan adannya reseptor rasa sakit dalam ayat berikut ini
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa’ [4] : 56)
Prof. Tagatat Tejasen, Ketua Departemen Anatomi di Universitas Chiang Mai Thailand telah menghabiskan waktu yang banyak untuk penelitian masalah reseptor rasa sakit. Awalnya dia tidak percaya bahwa Al-Qur’an menyebutkan hal ini yang merupakan sebuah fakta ilmiah sejak 1400 tahun silam. Kemudian, dia meneliti keterangan-keterangan dari sebuah terjemahan ayat Al-Qur’an
Prof. Tejasen sangat terkesan dengan keakuratan secara ilmiah yang diterangkan dalam ayat A;-Qur’an. Pada Konferensi kedokteran Saudi ke-8 yang diadakan di Riyadh, berdasarkan fakta ilmiah yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah, ia dengan mantap mengatakan kalimat syahadat di depan umum.
Sumber : The Qur’an & modern science – Dr. Zakir Naik
Komentar
Posting Komentar